Dari Penindasan ke Kebangkitan Kisah Bahasa Ainu di Jepang – Bahasa Ainu adalah bahasa yang digunakan oleh suku Ainu, penduduk asli di wilayah Hokkaido, Jepang bagian utara, serta sebagian Rusia. Dahulu, bahasa ini berkembang secara lisan tanpa bentuk tulisan formal. Namun, sejak era Meiji (akhir abad ke-19), pemerintah Jepang melakukan kebijakan greenhill.id asimilasi budaya secara ketat. Bahasa Ainu dilarang digunakan di sekolah, pemerintahan, bahkan dalam lingkungan keluarga. Anak-anak Ainu dipaksa menggunakan bahasa Jepang dan mereka yang tetap menggunakan bahasa Ainu sering mengalami diskriminasi dan hukuman sosial.
Kebijakan inilah yang menyebabkan bahasa Ainu hampir punah. Pada pertengahan abad ke-20, jumlah penutur fasih bahasa Ainu sangat sedikit, sebagian besar adalah orang tua yang enggan mewariskannya karena trauma masa lalu.
Upaya Pelestarian dan Kebangkitan Kembali
Namun, memasuki abad ke-21, kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya mulai tumbuh. Pemerintah Jepang secara resmi mengakui Ainu sebagai penduduk asli Jepang pada tahun 2008, dan pada 2019, disahkan Undang-Undang Promosi Budaya Ainu yang bertujuan penjagahutan.id melestarikan tradisi dan bahasa mereka.
Berbagai inisiatif mulai dilakukan, seperti pendirian pusat budaya Ainu, pengembangan kurikulum bahasa Ainu di sekolah-sekolah, serta produksi buku dan media digital dalam bahasa Ainu. Universitas dan lembaga penelitian juga turut terlibat dalam dokumentasi serta revitalisasi bahasa ini.
Salah satu tokoh yang berperan besar adalah Kayano Shigeru, seorang aktivis Ainu yang mendedikasikan hidupnya untuk mendokumentasikan bahasa dan budaya Ainu. Ia bahkan menjadi anggota parlemen pertama dari kalangan Ainu.
Tantangan dan Harapan di Masa Depan
Meski mengalami kemajuan, kebangkitan bahasa Ainu masih menghadapi banyak tantangan. Bahasa ini tetap berstatus terancam punah karena minimnya penutur asli dan terbatasnya media berbahasa Ainu di kehidupan sehari-hari. Banyak generasi muda Ainu masih belum mengenal bahasa leluhur mereka secara mendalam.
Namun, harapan tetap ada. Komunitas Ainu kini semakin aktif mengadakan festival budaya, kelas bahasa gratis, hingga program daring yang menarik minat anak muda. Dukungan dari pemerintah dan komunitas internasional juga menjadi angin segar bagi pelestarian bahasa ini.
Kesimpulan
Kebangkitan bahasa Ainu bukan hanya soal menyelamatkan kata-kata yang hampir hilang, tetapi juga tentang memulihkan identitas, harga diri, dan warisan budaya dari sebuah komunitas yang pernah disisihkan.